selamat datang di blog Aulina Dwi ..
mohon comentarnya ya ..
terima kasih ..

Minggu, 06 Februari 2011

kimia farmasi 1 (kontorol kualitas metode analisis)

kontorol kualitas metode analisis
tahapan dalam analisis secara umum :
1. sampling, memilih suatu sampel yang mewakili dari bahan yang dianalisis.
2. mengubah analit menjadi suatu bentuk yang sesuai untuk pengukuran.
3. pengukuran.
4. perhitungan dan penafsiran perhitungan.

Sampling :
a. Sampel dalam analisis harus dapat mewakili (representatif) materi yang akan dianalisis secara utuh dan harus homogen.Cara pengambilan sampel yang salah meskipun metode analisis yang digunakan tepat dan teliti hasilnya tidak akan memberikan hasil yang benar.
b. Pengambilan sampel dapat secara :
- Pengambilan sampel random (Cara pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan yang sama  homogen atau dianggap sama, contoh : larutan sejati, batch tablet, ampul, dsb.)
- Pengambilan sampel representatif (Jika bahan yang dianalisa tidak homogen.  Sampel diambil dari bagian yang berbeda dari setiap wadah, Contoh : sampel dalam jumlah besar).
 penyimpanan sampel :
a. Setelah diperoleh sampel yang representatif jika tidak segera dilakukan analisis, sampel harus diberi label dan disimpan dalam tempat yang sesuai untuk menjamin sifat fisika kimia sampel tidak berubah.
b. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel :

- kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang volatil, degradasi analit, peningkatan reaktifitas kimiawi.
- suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang kelarutannya rendah.
- perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan meningkatnya kandungan air bagi analit higroskopis.
- radiasu UV akan menginduksi reaksi fotokimia, fotodekomposisi, atau polimerasi.
- Oksidasi oleh udara akan merusak ampel yang sensitif terhadap oksidasi.  

sampel pretreatment :
a. Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk mengkondisikan sampel sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan metode tertentu.
b. Contoh-contoh pra-perlakuan sampel :

- memanaskan sampel (100 – 120ºC) jika analit tahan panas untuk menghilangkan pengaruh variasi kandungan air.
-     menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan.
- memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, dsb).
- menghilangkan komponen pengganggu.
- memekatkan sampel (penguapan, distilasi, ko-presipitasi, ekstraksi, elektrolisis, dsb).
  
pemilihan metode analisis :

a. Berbagai metode analisis baku telah banyak dipublikasikan.
b.    Hal-hal yang harus diperhatikan :
- Tujuan analisis, biaya, dan waktu .
- level analit yang diharapkan.
- macam sampel dan pretreatment yang diperlukan.
- jumlah sampel yang dianalisis.
- ketepatan dan ketelitian yang diinginkan.
- ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-bahan kimia, dan pelarut yang dibutuhkan.
- Peralatan yang tersedia.
- kemungkinan gangguan yang dapat terjadi.


Kriteria Metode analisis yang baik :

  • Peka (sensitive), metodedapatdigunakanuntukmenetapkankadarsenyawadalamkonsentrasi yang kecil.
  • Tepat (precise), metodemenghasilkanhasilanalisis yang samaatauhampirsamadalamsatuseripengukuran.
  • Teliti (accurate), metodemenghasilkannilai rata-rata yang sangatdekatdengannilaisebenarnya (true value)
  • Selektif, metodetidakbanyakterpengaruholehadanyasenyawa lain.
  • Kasar (ruggrudness), perubahankomposisipelarut / variasilingkungantidakmenyebabkanperubahanhasil.
  • Praktis, metodemudahdikerjakansertatidakbanyakmemerlukanwaktudanbiaya.


 Tahapan metode validasi menurut USP :
a. Presisi
  • ukuran keterulangan metode analisis (simpangan baku relatif à CV/RSD)
  • tingkatan : repeatability, intermediate precision, and reproducibility
b. Akurasi
  • membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar (reference)
c. Batas deteksi (LOD)
  • konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi
  • respon blanko (yb) + 3 SD blanko (3Sb)
d. Batas kuantifikasi (LOQ)
  • konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan akurasi dan presisi yang apat diterima.
  • rasio signal to noise (10 : 1), LOQ = 10 (SD/Slope)
  e. Spesifitas 
  • kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen lain dalam matrik sampel.
f. Linearitas  dan rentang
  • kemampuan metode memperoleh hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit kisaran yang diberikan.
  • ditentukan dengan slope, intersep, koefisien korelasi.
g. Kekasaran
  • tingkat reprodusibilitas hasil yang diperoleh di bawah kondisi yang bermacam-macam 
  • diekspresikan dalam % RSD
h. Ketahanan
kapasitas metode untuk tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil.  

 kesalahan analisis :
  • Kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil pengukuran (nilai perhitungan) dengan nilai sebenarnya.
  • Semakin banyak langkah dalam melakukan tahapan analisis, maka kesalahan yang akan terjadi semakin besar.
  • Jenis kesalahan :
- kesalahan gamblang (gross error) à kesalahan sudah jelas mengakibatkan kesalahan yang besar
- kesalahan acak (random error) à kesalahan yang tidak dapat diramalkan serta nilainya berfluktuasi
- kesalahan sisitemik (systematic error) à kesalahan yang memiliki nilai definitif / tertentu
o Kesalahan acak akan berpengaruh pada presisi, sedangkan kesalahan sistemik berpengaruh pada akurasi.

  • kesalahan acak  sering terjadi akibat adanya variasi yang tidak dapat dikontrol dalam pelaksanaan prosedur analisis. 
  • Kesalahan acak dapat digambarkan sebagai kurva normal (Gaussian curve). 
  • Kesalahan sistemik mengakibatkan penyimpangan tertentu dari rata-rata (mean). 
  • Beberapa faktor yang memepengaruhi kesalahan sistemik :
§kesalahan personil dan operasi
§kesalahan alat dan pereaksi
§kesalahan metode
o Untuk memeperkecil kesalahan sistemik :
§kalibrasi (peneraan) alat yang dipakai
§dilakukan penetapan blanko 


sumber :
http://www.docstoc.com/docs/39256922/ANALISIS-PENGENDALIAN-KUALITAS-PRODUK-DENGAN-METODE-SPC-PADA-PT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar